Malapetaka Imbal Hasil Obligasi Berlaku Di Asia, JGB 10-Tahun Jepang Menyentuh Puncak Oktober 2018
- Kupon obligasi global terus menguat di Asia, saham tetap terkoreksi.
- Imbal hasil JGB 10-tahun melintasi 0,15%, Imbal hasil dari Australia dan Selandia Baru melonjak ke level April 2019.
- Fed, RBNZ, dan RBA mencoba yang terbaik untuk meredam penurunan obligasi, tetapi pasar tidak menanggapinya.
Pelemahan obligasi global pada Kamis meluas ke Asia selama Jumat pagi ini karena imbal hasil Treasury dari Jepang, Australia dan Selandia Baru tetap optimis seraya menantang tertinggi multi-bulan.
Imbal hasil Treasury 10-tahun pada Obligasi Pemerintah Jepang (JGB) baru-baru ini melewati batas 1,5%, sekarang di 0,152%, akan menyelidiki puncak Oktober 2018. Juga di baris yang sama adalah kupon obligasi dari Australia dan Selandia Baru yang menyentuh level April 2019 meskipun ada upaya dari RBA dan RBNZ untuk menenangkan para penjual.
Dalam upaya terakhirnya, RBA membeli obligasi pemerintah 3 tahun senilai tiga miliar dolar Australia sedangkan Gubernur RBNZ Adrian Orr menghidupkan kembali kebijakan moneter status-quo untuk jangka waktu yang lama.
Di tempat lain, imbal hasil 10-tahun AS goyah di sekitar 1,52% setelah memperbarui puncak tahunan dengan 1,563% pada hari sebelumnya. Perlu disebutkan bahwa anggota Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, baru-baru ini mencoba untuk meredam reli imbal hasil Treasury sambil mengatakan bahwa mereka tidak atau harus khawatir terhadap lonjakan imbal hasil.
Karena kekacauan obligasi, tolok ukur Wall Street menunjukkan pelemahan kuat sementara kontrak berjangka S&P 500 saat ini mencatat pelemahan sebesar 0,40% setelah mencatat penurunan terberat di bulan sebelumnya. Pergerakan naik imbal hasil Treasury juga menguntungkan pembeli dolar AS dan berdampak negatif pada komoditas serta mata uang Antipodean.