Back

USD/IDR Terlihat Memerah, Rupiah Menguat ke 16.385 Jelang Data PCE AS

  • Rupiah sedikit menguat terhadap Dolar AS di sekitar 16.385.
  • Pernyataan dari beberapa anggota The Fed mendukung USD mempertahankan penguatannya.
  • Para pedagang akan memantau data PCE AS malam ini yang dapat menjadi kunci arah pergerakan USD.

Pada pagi hari di sesi Asia, USD/IDR saat ini melemah di 16.385, di bawah pertengahan rentang perdagangan antara 16.517 dan 16.345 pada grafik harian. Kemarin, pasangan mata uang ini ditutup melemah sebesar 0,32% di 16.387. JISDOR yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) kemarin (27 Juni) menunjukkan level Rupiah (IDR) berada di 16.421 – menguat 14 poin – dari level yang tercatat pada 26 Juni di 16.435.

Dalam siaran pers APBN Kita yang berlangsung kemarin (27 Juni), Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI) Sri Mulyani, menyampaikan bahwa, penguatan Dolar indeks menyebabkan depresiasi pada mata uang-mata uang termasuk Rupiah, hal ini karena dipengaruhi sentimen di dalam negeri maupun sentimen global dan akibat suku bunga The Fed yang dipastikan tidak akan dipangkas dan yang paling optimis diprakirakan bahwa The Fed hanya akan memangkas satu kali pada tahun ini.

Menurut Sri Mulyani, kondisi ekonomi dan politik global perlu untuk diwaspadai karena masih menunjukkan risiko dan dinamika yang sangat tinggi dan imbasnya sangat mudah sekali dalam bentuk sentimen dan keyakinan di pasar yang bisa mempengaruhi kinerja perekonomian dan APBN Indonesia, di tengah situasi global yang sangat dinamis dan memiliki tendensi risiko yang tinggi pemerintah masih tetap menggunakan APBN secara hati-hati dan bijaksana untuk menjaga kinerja perekonomian di dalam negeri.

Dolar AS (USD) yang diukur oleh Indeks Dolar AS (DXY) pagi ini bergerak di 106,02 setelah sempat melemah kemarin dan ditutup di 105,92 mengikuti rilis data PDB AS semalam dan menjelang rilis data penting, Indeks Harga PCE AS.

Produk Domestik Bruto (PDB) Disetahunkan di AS untuk kuartal pertama tercatat sesuai estimasi pasar yang meningkat ke 1,4% dibandingkan dengan tingkat sebelumnya di 1,3%. Sementara Indeks Harga PDB Kuartal 1 juga sesuai prakiraan yang tetap stabil di tingkat 3,1%.

Fokus para pedagang malam ini pada pukul 12:30 GMT (19:30 WIB) akan tertuju ke Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve (The Fed). Inflasi PCE Inti AS (MoM) di bulan Mei, diprakirakan akan tumbuh pada laju yang lebih lambat ke tingkat 0,1% dibandingkan 0,2% pada bulan April. Inflasi PCE Inti (YoY) diproyeksikan melambat ke 2,6% dari 2,8% di bulan April.

Lihat: Pratinjau PCE Inti AS: Prakiraan dari Tujuh Bank Besar, Tekanan Inflasi Mungkin Mereda

Menurut Haresh Menghani, Analis Pasar Keuangan dan Penyunting Berita FXStreet, USD dapat melemah, jika Deflator PCE yang lebih rendah dari prakiraan atau tingkat yang sesuai dengan ekspektasi pasar akan mendukung skenario pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebanyak dua kali pada tahun ini. Sebaliknya, setiap kejutan ke atas akan memundurkan waktu waktu pemangkasan pertama suku bunga The Fed dan memicu kenaikan baru Dolar AS.

Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Michelle Bowman menegaskan kemarin, dia masih bersedia menaikkan suku bunga lagi jika inflasi tidak mereda dan memprakirakan hanya ada sedikit kemajuan dalam penurunan inflasi AS tahun ini. Sementara itu, Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic dalam sebuah esai yang dirilis kemarin, menuliskan bahwa ia tidak harus menunggu inflasi mencapai 2% untuk mendukung pemangkasan, dan lebih memilih menurunkan suku bunga kebijakan setelah ia mendapatkan keyakinan tambahan dari kemajuan dalam harga tempat tinggal dan harga layanan secara lebih luas untuk memperjelas bahwa inflasi berada di jalur menuju target 2%.
 

WTI Naik Menuju $82,00 karena Pasokan Terancam Seiring Meningkatnya Ketegangan Timur Tengah

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melanjutkan kenaikan untuk 3 sesi berturut-turut, diperdagangkan mendekati $81,80 selama sesi Asia pada hari Jumat. Harga Minyak Mentah akan naik selama tiga pekan berturut-turut karena ancaman pasokan, yang dapat dikaitkan dengan konflik yang meningkat di Timur Tengah.
আরও পড়ুন Previous

Analisis Harga GBP/USD: Masih Rentan di Dekat Level Terendah Bulanan, Data PCE AS Ditunggu

Pasangan GBP/USD melanjutkan pullback semalam dari area 1,2670 dan diperdagangkan dengan bias negatif ringan selama sesi Asia pada hari Jumat. Harga spot saat ini berada di sekitar area 1,2635-1,2630 dan masih berada dalam jarak dekat dengan level terendah sejak pertengahan Mei yang disentuh pada hari Kamis.
আরও পড়ুন Next