Back

WTI Lanjutkan Kenaikan di Atas $91,00 Karena Pengurangan Pasokan OPEC+

  • Harga minyak mentah melanjutkan kenaikan beruntun yang dimulai pada 8 September.
  • Pengurangan pasokan OPEC+ menyebabkan harga minyak lebih tinggi.
  • Situasi perekonomian Tiongkok yang suram mungkin membatasi potensi harga minyak.

Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan lebih tinggi di sekitar $91,20 selama sesi Eropa pada hari Selasa. Harga WTI melanjutkan kenaikan beruntun yang dimulai pada 8 September.

Harga emas hitam mendapatkan dukungan kenaikan karena prospek produksi yang ketat dari Arab Saudi dan Rusia. Namun, situasi ekonomi yang suram di Tiongkok mungkin membatasi potensi harga minyak mentah.

Selain itu, International Energy Agency (IEA) merilis laporan minggu lalu, yang mengindikasikan bahwa pengurangan produksi minyak OPEC+ akan menciptakan defisit pasokan yang signifikan pada kuartal keempat tahun ini, yang dimulai pada bulan September. Defisit pasokan ini diprakirakan akan berdampak signifikan pada pasar minyak dan berpotensi menyebabkan kenaikan harga minyak.

Arab Saudi dan Rusia, sebagai dua eksportir minyak terbesar di dunia, telah mengumumkan komitmen mereka untuk melanjutkan pembatasan produksi minyak hingga akhir tahun 2023. Keputusan ini melibatkan Arab Saudi yang mengurangi produksi minyaknya menjadi sekitar 1,3 juta barel per hari (bph) selama sisa tahun 2023. Langkah ini bertujuan untuk mendukung harga minyak dan menstabilkan pasar minyak global dengan membatasi pasokan minyak mentah.

Dalam laporan bulanannya minggu lalu, OPEC menyatakan optimisme terhadap permintaan minyak di Tiongkok sepanjang tahun 2023. Pandangan positif OPEC juga mencakup permintaan minyak global, karena organisasi tersebut memprakirakan pertumbuhan permintaan yang kuat pada tahun 2023 dan 2024. Pandangan positif ini muncul meskipun tantangan seperti kenaikan suku bunga dan inflasi lebih tinggi, yang berpotensi berdampak pada kondisi perekonomian global.

Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, menekankan pada hari Senin bahwa Organization of Petroleum Exporting Countries dan sekutunya (OPEC+) fokus pada menjaga stabilitas pasar minyak dan meningkatkan keamanan energi global. Dia menyatakan bahwa tujuan mereka bukan untuk menargetkan tingkat harga minyak mentah tertentu.

Indeks Dolar AS (DXY) melanjutkan penurunan beruntunnya untuk 3 hari berturut-turut, diperdagangkan lebih rendah di sekitar 105,00 pada saat penulisan. Sementara itu, imbal hasil obligasi Pemerintah AS pulih dari penurunan yang terlihat di sesi sebelumnya, dengan imbal hasil obligasi AS bertenor 10-tahun di 4,31% pada saat ini.

Seminggu mendatang kita akan melihat rilis data penting yang dapat memengaruhi harga minyak WTI dalam denominasi USD. Data tersebut termasuk publikasi data Stok Minyak Mentah oleh American Petroleum Institute (API) dan International Energy Agency (IEA) untuk pekan yang berakhir pada tanggal 15 September.

Selain itu, pada hari Jumat, AS akan mengumumkan data IMP S&P Global pendahuluan untuk bulan September. Data ini berpotensi memengaruhi harga minyak WTI secara substansial, dan pedagang minyak akan menganalisis data dengan cermat untuk mengidentifikasi peluang perdagangan di pasar WTI.

 

Tingkat Pengangguran Hong Kong Agustus Tidak Berubah Sebesar 2.8%

Tingkat Pengangguran Hong Kong Agustus Tidak Berubah Sebesar 2.8%
আরও পড়ুন Previous

EUR/GBP Menggoda Tertinggi Multi-Minggu, Tetap di Bawah Pertengahan 0,8600 Jelang IHK Zona Euro Final

Pasangan EUR/GBP membalikkan penurunan awal sesi Eropa ke wilayah 0,8620 dan naik kembali ke dekat level tertinggi sejak 11 Agustus yang dicapai Selas
আরও পড়ুন Next